Melalui kerjasama FINNA dengan Orasis Art Space, FINNA Art of The Year 2025 perdana diadakan dengan dua program utama, yaitu Art Prize dan Design Competition.Art Prize menekankan keragaman bentuk dan tawaran artistik dalam upaya mengembangkan karier seniman muda melalui dua kategori: seni lukis—termasuk expanded painting—dan seni media baru yang menekankan eksperimentasi berbasis layar. Pada Agustus kemarin, proses seleksi ini diikuti sebanyak 357 seniman. Dari jumlah tersebut, terpilih 35 semifinalis yang kemudian mengerucut menjadi 15 finalis hingga akhirnya ditentukan masing-masing satu pemenang untuk kategori seni lukis dan seni media baru.

Pemilihan dua kategori ini berangkat dari pertimbangan atas dua kutub penting dalam seni rupa kontemporer. Seni lukis merupakan medium yang paling tua sekaligus paling populer, berakar pada sejarah panjang dari Renaisans hingga modernisme, dan hingga kini tetap dominan dalam berbagai perhelatan seni rupa global. Dalam perjalanannya, seni lukis terus bertransformasi. Gagasan expanded painting hadir sebagai upaya memperluas batasan seni lukis melalui dialog lintas material dan disiplin, sehingga karya dapat melampaui kanvas dan cat menuju bentuk yang lebih eksperimental dan bebas.

Berbeda dengan seni lukis, seni media baru—khususnya video art dan karya-karya berbasis layar—lahir dari interaksi dengan teknologi komunikasi, informasi, dan perangkat digital yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai time-based art, karya media baru bersifat imaterial, mengandalkan durasi waktu, serta dapat digandakan dan diputar ulang hampir tanpa batas. Seni media baru tidak hanya mewakili perkembangan seni kontemporer mutakhir, tetapi juga membuka kemungkinan dialog interdisiplin antara seni, sains, dan teknologi. Jika Walter Benjamin pernah menyatakan bahwa reproduksi mekanis menghilangkan aura seni, maka dalam konteks digital, seni media baru justru memberi ruang bagi seni lukis untuk kembali menegaskan kehadirannya yang tunggal dan auratik di tengah banjir citra digital.

Finna Art Prize tahun ini mempertemukan tradisi dan teknologi, materialitas dan imaterialitas, serta yang statis dan yang bergerak. Pemenang kategori seni lukis adalah Eme, yang menghadirkan expanded painting dengan teknik stippling—umumnya digunakan dalam ilustrasi botani—serta elemen stainless steel. Karya Eme tampak sederhana, namun sarat metafor dan kritik.

Untuk kategori seni media baru, Vionetta Wianta terpilih sebagai pemenang melalui karya bertajuk Almost a Memory (2025). Vionetta menggunakan program open source ComfyUI dalam karya berdurasi tujuh menit yang merepresentasikan tegangan antara perkembangan teknologi terkini dengan penggunanya. Dalam hal ini mencakup interaksi manusia dengan dirinya, interaksi antar manusia melalui jahitan cerita berbasis dialog dan ingatan kolektif, hingga mendorong batasan-batasan kemampuan teknologi yang digunakan.


Asmujo J. Irianto & Bob Edrian
Juri/Kurator Kategori Art Prize

(Pengantar pameran Finna Art of the Year 2025 kategori Art Prize , 26 September-16 November 2025, Orasis Art Space, Surabaya, Indonesia)