Faith is taking the first step even when you don’t see the whole staircase.

Martin Luther King, Jr.

‘Faith’ in English vocabulary implies credence towards someone or something that is not accompanied by proof. ‘Faith’ contains spiritual value or in other words it conceives abstract value. Therefore, ‘faith’ is synonymous with matters related to religion and divinity. Eko Bambang Wisnu, Nurfitrianah Octavianingrum Rahardjo Putri, and Qiyam Krisna Aji are the artists working together using ‘faith’ as their main idea. In their view, ‘faith’ is not related to religion but their belief towards government and its society. More specifically, the three artists propose the issue of the facilities given by the government to the people and how they utilize those facilities.

The idea of ‘faith’ proposed by the artists is dichotomous, on the one hand, ‘faith’ elaborated as their credence towards the facilities given by the government, and on the other hand, ‘faith’ is also interpreted as their credence towards the people who are using those facilities. Eko Bambang Wisnu, Nurfitrianah Octavianingrum Rahardjo Putri, and Qiyam Krisna Aji agreed that Public Art is the most appropriate form to realize their ideas. Public Art is a tendency in which the artwork is not exhibited inside the gallery or museum that is exclusive. In the understanding and the realm of Public Art, the artwork exhibited in places where public activities take place.

Eko Bambang Wisnu, Nurfitrianah Octavianingrum Rahardjo Putri, and Qiyam Krisna Aji will elaborate a bus stop in Tebet region, South Jakarta. The bus stop was chosen based on their research on the effectiveness of the use of the bus stop. The three artists will use different methods and mediums in response to the bus stop. The artworks produced by the artists hopefully become an interesting and challenging thing for appreciators, both from the art world as well as society in general, so then together we can evaluate the effectiveness of the use of public facilities provided by the government.

__________________________________________________________________

Kata faith dalam bahasa Inggris memiliki makna kepercayaan terhadap seseorang ataupun sesuatu yang tidak harus disertai dengan bukti akan kebenaran dari seseorang ataupun sesuatu yang dipercayai tersebut. Kata faith mengandung nilai spiritual di dalamnya atau dengan kata lain bisa disebut memiliki nilai abstrak. Oleh karena itu, kata faith identik dengan hal-hal yang berkaitan dengan religi dan ketuhanan. Eko Bambang Wisnu, Nurfitrianah Octavianingrum Rahardjo Putri, dan Qiyam Krisna Aji merupakan seniman-seniman yang akan bekerja sama menggunakan kata faith sebagai gagasan utama dalam kekaryaan mereka. Dalam pandangan mereka, faith tidak berkaitan dengan agama melainkan kepercayaan mereka pada pemerintah dan masyarakatnya. Lebih spesifik lagi, ketiga seniman di atas mengajukan persoalan fasilitas yang diberikan pemerintah pada masyarakatnya serta bagaimana masyarakat tersebut memanfaatkannya.

Gagasan faith yang diangkat oleh tiga seniman ini bersifat dikotomi, di satu sisi, faith dielaborasi sebagai kepercayaan para seniman pada fasilitas yang diberikan pemerintah, dan di sisi lain, faith juga dimaknai sebagai kepercayaan mereka pada masyarakat yang menggunakan fasilitas tersebut. Eko Bambang Wisnu, Nurfitrianah Octavianingrum Rahardjo Putri, dan Qiyam Krisna Aji sepakat bahwa Public Art adalah bentuk karya yang paling tepat untuk merealisasikan gagasan mereka. Public Art merupakan sebuah kecenderungan dimana karya seni tidak ditempatkan di dalam galeri ataupun museum yang bersifat eksklusif. Dalam ranah serta pemahaman akan Public Art, karya seni diletakkan di tempat-tempat masyarakat umum beraktivitas.

Eko Bambang Wisnu, Nurfitrianah Octavianingrum Rahardjo Putri, dan Qiyam Krisna Aji akan mengelaborasi sebuah halte di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Pemilihan halte tersebut didasarkan pada penelitian mereka terhadap efektivitas penggunaan halte. Ketiga seniman akan menggunakan metode serta medium yang berbeda dalam merespon halte tersebut. Karya-karya yang dihasilkan diharapkan akan menjadi sebuah hal menarik sekaligus menantang bagi apresiator, baik dari kalangan seni rupa maupun masyarakat secara umum, untuk kemudian dapat bersama-sama mengevaluasi efektivitas penggunaan fasilitas-fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah.

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=xe-4DbkMpbU]

(Tulisan pengantar untuk FAITH: Public Art Project 17 Agustus 2015, Halte Telkomvision, Tebet, Jakarta Selatan, Indonesia)

One response to “FAITH: Public Art Project”

  1. In one, 8 women received domperidone 10 mg 3 times daily from day 2 to 5 postpartum buy priligy tablets

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *