“Your vision will become clear only when you can look into your own heart. Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes.” – Carl Gustav Jung
Proses berkomunikasi dengan diri (baca: kontemplasi) merupakan tahapan yang selalu hadir dalam setiap penciptaan karya seni. Hal tersebut selalu menjadi pemicu munculnya pertanyaan, “Untuk apa aku berkarya?”
Edrike Joosencia adalah salah seorang seniman muda yang intens berkomunikasi dengan ‘diri’-nya hingga seolah ia melepaskan diri dari kondisi-kondisi di sekitarnya, seolah ia terkena ‘mantra.’ Mantra merupakan kata yang dipilih oleh Edrike untuk mendeskripsikan kondisinya ketika berkarya. Dalam konteks Bahasa Indonesia, mantra cenderung berkenaan dengan hal-hal yang bersifat gaib. Namun, dalam pemahaman Edrike, mantra dapat dimaknai sebagai sebuah kondisi bermimpi.
Mimpi, kontemplasi, dan realisasi. Tiga kata kunci yang kemudian berupaya dielaborasi oleh Edrike Joosencia dalam Mantra, sebuah pameran pembuka bagi perjalanannya mendalami medium charcoal dan dirinya sendiri. Pameran ini diharapkan dapat menjadi pintu bagi audiens untuk dapat mengapresiasi tahapan awal Edrike sebagai seorang seniman.
(Pengantar kuratorial untuk pameran MANTRA, 4 – 5 September 2017, Contrast Coffee, Bandung, Indonesia)
One response to “MANTRA”
-
Highest at extremes of age and in unvaccinated individuals priligy amazon canada
Leave a Reply