Kondisi pembatasan sosial menuntut ruang dan institusi publik untuk meninjau ulang tawaran layanan hingga strategi-strateginya. Dalam lingkup seni budaya, upaya adaptasi juga dilakukan ruang pertunjukan,  galeri, dan museum yang kemudian menghadirkan ragam tawaran program melalui cara-cara yang berbeda. Akses publik yang terbatas tidak serta merta menghentikan aktivitas di ruang-ruang seni budaya. Namun, penting untuk menelusuri bagaimana penyelenggaraan dan pengelolaan strategi-strategi baru ruang publik, khususnya museum, dalam kaitannya dengan keberlangsungan peristiwa artistik dan produksi karya. Kondisi ‘terhimpit’ hari ini berpotensi melahirkan tawaran-tawaran reaktif yang bisa jadi tidak berumur panjang. Ataukah memang seharusnya bersifat sangat sementara?

Diskusi NuArt Talks kali ini akan mengangkat topik museum dan strategi-strateginya. Tawaran-tawaran program museum saat ini hingga proyeksinya di hari-hari mendatang akan dijadikan sebagai jangkar pembahasan. Mengundang Asep Topan sebagai perwakilan dari Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) dan Bayu Genia Krishbie, perwakilan Galeri Nasional Indonesia (GNI), NuArt Talks edisi kedua berupaya memberi gambaran rangkaian program yang ditawarkan kedua institusi sekaligus visi dan keberlangsungan program-program tersebut. Lebih luas lagi, bagaimana MACAN dan GNI, yang bisa disebut sebagai perwakilan poros-poros institusi museum tanah air saat ini, memandang potensi ruang gerak museum di waktu mendatang.

NuArt Talks dengan tema ‘Museum Esok Hari’ merupakan sebuah bentuk refleksi dan spekulasi terkait respons museum dalam menghadapi keterbatasan akses publik dan ragam kemungkinan persoalan lainnya di kemudian hari.

https://youtu.be/lWdeNT3nXZ8

(Program NuArt Sculpture Park NuArt Talks: Museum Esok Hari,  19 Mei 2020, Kanal YouTube NuArt Sculpture Park)