Peran akademisi dalam perkembangan seni rupa tidak bisa dipungkiri merupakan salah satu faktor yang memunculkan berbagai varian gagasan maupun medium dalam seni. Filsuf, kritikus, kurator, hingga seniman yang muncul dari sebuah institusi ataupun akademi seni berperan cukup besar dalam semakin berkembangnya medan sosial seni rupa. Namun, tidak semua inovasi gagasan maupun medium dihasilkan oleh para akademisi, baik akademisi maupun non-akademisi, keduanya memiliki perannya masing-masing dalam perkembangan seni rupa, khususnya di Indonesia.
Dalam pameran yang digagas oleh sekelompok seniman yang menyebut diri mereka Kongsi Callow, gagasan utama yang ingin dimunculkan antara lain berkaitan dengan kebebasan berkarya tanpa adanya beban ataupun tekanan sistem kuantitatif berupa penilaian karya dalam bentuk angka-angka. Apresiasi seni sendiri merupakan sebuah bentuk apresiasi yang berbentuk kualitatif dan seringkali bersifat subjektif, apa perlunya angka-angka penilaian yang pada akhirnya mengurung kualitas sebuah karya seni itu sendiri. Gagasan ini hadir dari pemikiran anggota-anggota Kongsi Callow yang sebagian besar merupakan seniman-seniman muda yang bukan berasal dari akademi seni, muda karena hampir keseluruhannya merupakan seniman yang masih menjalankan kewajibannya sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas ataupun baru saja lulus.
Besar harapan yang ditawarkan oleh sekelompok pemuda pemudi Kongsi Callow untuk membuat sebuah gebrakan seni rupa yang selama ini didominasi oleh pihak-pihak yang berasal dari institusi seni. Latar belakang mereka yang bukan berasal dari akademi seni tentunya semakin menguatkan sebuah wacana mengenai seni rupa yang telah menyentuh masyarakat yang lebih luas. Pameran seni ini tidak hanya berbicara dalam konteks proses berkarya seniman serta apresiasi karya di galeri tetapi juga menyentuh wilayah bagaimana seni itu bisa diakses dan dipahami oleh sekelompok orang yang berada di luar lingkup akademi seni namun memiliki semangat yang sama besarnya dengan para akademisi seni rupa.
Pameran Kongsi Callow ini diharapkan mampu memunculkan sebuah percikan yang pada akhirnya membuat dunia seni rupa Indonesia menjadi lebih terbuka untuk diakses oleh publik yang lebih luas serta membebaskan gagasan serta pemikiran-pemikiran yang membentuk medan sosial seni rupa Indonesia dari kurungan para spesialis yang sebagian besar lahir dari wilayah akademi seni rupa.
(Tulisan pengantar untuk Kongsi Callow)
Leave a Reply