Pesawat antar galaksi Millennium Falcon bertenaga listrik dibombardir oleh spanduk-spanduk kampanye di tahun politik. Sebuah telinga beranting gantungan kunci minyak goreng Bimoli. Satu piring dengan makanan bergizi sempurna diposisikan secara vertikal. Keseluruhan kombinasi objek dan peristiwa aneh tersebut ditempatkan di dalam interior kendaraan MINI keluaran terbaru. Semuanya terasa akrab sekaligus asing.

Layaknya kompilasi konten teks, foto, dan video singkat yang kita temukan di media sosial hari ini, Wiyoga Muhardanto memproyeksikan tumpang tindih antara kenyataan dan ilusi, kebenaran dan tipu daya, serta kepastian dan ramalan ke dalam wujud karya-karya trimatra berukuran kecil. Apa yang ingin dicapai oleh Wiyoga dalam upaya jukstaposisi simulasi kehidupan sehari-hari melalui serangkaian karyanya ini?

MINI and the City. Subjek pertama jelas mewakili jenama kendaraan roda empat yang ternyata juga dapat mewakili besaran ukuran karya-karya Wiyoga. Kata kedua adalah kota. Setidaknya terdapat tiga aspek kota yang disoroti Wiyoga dalam seri karyanya kali ini: perihal kebutuhan pokok; kekuasaan; dan ragam cara bertahan hidup. Ketiga aspek tersebut secara cermat dikaitkan dengan tiga jenis kendaraan yang diluncurkan berdasarkan tiga karakteristik berbeda: kemewahan; ramah lingkungan; dan keluarga. 

Karya bertajuk Gas berisi kelakar menarik terkait dorongan menyombongkan diri di tengah (atau di atas) kesulitan hidup. Satu figur bersolek duduk angkuh di atas tumpukan empat gas LPG 3 kg yang diperuntukkan untuk masyarakat ekonomi lemah. Dalam “ruang pamer” MINI Cabrio yang mewah ini, karya Gas beriringan dengan karya Kuping, Beras, dan Galon yang mengindikasikan aspirasi warga akan kebutuhan pokok sehari-hari. Beralih ke “ruang” MINI Electric, terdapat karya Mendang mending yang menggambarkan seorang pekerja transportasi daring di atas papan informasi harga bahan bakar PERTAMINA. Bersama karya Beli…beli…beli…beli…beli dan Millennium Falcon, ketiganya adalah sketsa perdebatan tidak berujung antar warga terkait mana yang lebih hemat atau mana yang lebih ramah lingkungan. Karya berjudul Maksi, Mom, Bakso Malang, Quick Count, dan Plokis yang ditempatkan di “ruang” MINI Countryman menjadi interaksi keseharian di ragam lingkungan dan lapisan masyarakat. Perihal dilema memilih makan siang yang bergizi, kebutuhan sandang yang mentereng, jajanan sehari-hari, hingga konsumsi politik dan persoalan kuasa. Poin yang disebut terakhir juga merupakan penekanan dalam seri karya Lobi-lobi (#1 dan #2) di dua MINI berbeda.
Rangkaian karya Wiyoga menawarkan cara pandang yang ringan dan humoris terhadap apa yang dihadapi masyarakat sehari-hari. Makna kota bagi Wiyoga nampak mengarah pada menumpuknya ragam isu, subjek, peristiwa, hingga mimpi dan cita-cita yang seringkali muncul dalam situasi dan aktivitas yang saling bertolak belakang. MINI and the City kemudian menjadi satu draf skenario komedi situasi yang begitu menarik. Gelap tetapi menghibur, sekaligus hadir secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Wiyoga berhasil menangkap rincian-rincian mikro yang merepresentasikan situasi masyarakat hari ini, secara khusus di Indonesia. MINI and the City adalah kolaborasi kontemplatif atas kuasa, mobilisasi masyarakat, serta hal-hal remeh temeh dalam keseharian kita.


The intergalactic spacecraft Millennium Falcon, powered by electricity, is bombarded by political campaign banners during the election year. An ear adorned with a “Bimoli” cooking oil keychain earring. A plate with perfectly nutritious food positioned vertically. This entire combination of strange objects and events is placed inside the interior of the latest MINI vehicle. Everything feels familiar yet strange at the same time.

Much like a mashup content of text, photo, and short video we find on social media today, Wiyoga Muhardanto projects the overlap between reality and illusion, truth and deception, as well as certainty and prediction into the form of small-scale three-dimensional works. What is Wiyoga aiming to achieve in his attempt to juxtapose the simulation of everyday life through this series of works?

MINI and the City. The first subject clearly represents the automotive brand, which also describes the scale of Wiyoga’s works. The second subject is the city. In this series, Wiyoga focuses on at least three aspects of urban life: basic necessities; power; and various survival strategies. These three aspects are meticulously linked to three types of vehicles launched under three different characteristics: luxuriousness; eco-friendliness; and family-orientedness.

The artwork titled “Gas” contains an intriguing satire related to the urge to boast amid life’s struggles. A show-off figure sits arrogantly atop a stack of four 3-kg LPG gas cylinders intended for low-income households. In this luxurious “exhibition space” of MINI Cabrio, “Gas” is accompanied by the works “Kuping,” “Beras,” and “Galon,” indicating the aspirations of people for basic daily necessities. Inside the MINI Electric, the artwork “Mendang Mending” portrays an online transportation driver atop a PERTAMINA fuel price information board. Alongside “Beli…beli…beli…beli…beli” and “Millennium Falcon,” these works sketch the endless debates among citizens about which option is more economical or environmentally friendly. The MINI Countryman features the artworks “Maksi,” “Mom,” “Bakso Malang,” “Quick Count,” and “Plokis,” highlighting daily interactions across different environments and social strata. These works touch on the dilemmas of choosing nutritious meals, stylish clothing needs, daily snacks, political consumption, and issues of power. The latter is also emphasized in the series “Lobi-lobi” (#1 and #2) displayed in two different MINI models.Wiyoga’s series of works offers a light-hearted and humorous perspective on the daily challenges faced by society in general. For Wiyoga, the essence of the city seems to point towards the accumulation of various issues, subjects, events, and aspirations that often emerge in conflicting situations and activities. MINI and the City then becomes a draft for a situational comedy scenario that is highly engaging—dark yet entertaining, and vividly present in everyday life. Wiyoga successfully captures micro-details that represent the current societal conditions, particularly in Indonesia. MINI and the City is a contemplative collaboration on power, the mobilization of people in the society, and the trivialities of our daily lives.

(Esai untuk MINI and the City: A Collaborative Exhibition by MINI X Wiyoga Muhardanto, 20–30 Juni 2024, Plaza MINI Senopati, Jakarta, Indonesia)