The medium, or process, of our time – electric technology – is reshaping and restructuring patterns of social interdependence and every aspect of our personal life.
– Marshall McLuhan
The Medium is the Massage: An Inventory of Effects (1967)
Selama kurang lebih lima puluh tahun setelah Marshall McLuhan mengungkapkan pernyataan di atas, perkembangan media (dalam hal ini media elektronik, informasi, dan komunikasi) telah mengalami perkembangan yang berkali-kali mengubah pola dan cara hidup manusia. Teknologi internet (pertama kali masuk ke ranah publik pada pertengahan 1989), sebagai perkembangan terkini atau setidaknya dalam 20 tahun terakhir, dengan segera mengubah perilaku manusia dalam mengakses dan menyebarkan informasi. Dalam buku yang ditulis oleh Shumon Basar, Douglas Coupland, dan Hans Ulrich Obrist berjudul The Age of Earthquakes: A Guide to the Extreme Present (diterbitkan pada tahun 2015 dan konon merupakan sebuah upaya merespons gagasan Marshall McLuhan dalam buku The Medium is the Massage: An Inventory of Effects), bahkan disebutkan bahwa manusia tidak hanya mengubah struktur otak dalam kurun waktu beberapa tahun ini, melainkan juga struktur planet. Proses perubahan pola perilaku manusia akibat perkembangan media dan teknologi seringkali menjadi pemicu bentuk-bentuk eksplorasi terkini dalam seni media.
Tajuk PINTAS dalam perhelatan ini diajukan sebagai sebuah kata yang mampu mewakili gagasan terkait dengan kecenderungan-kecenderungan terkini manusia Indonesia di kota-kota besar secara umum, dan khususnya seniman media. Teknologi dan media secara umum dikembangkan untuk mempermudah (menjadi jalan pintas) manusia dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupannya, mulai dari kebutuhan akan informasi hingga upaya aktualisasi diri. Perhelatan PINTAS kemudian membagi gagasan besar di atas menjadi setidaknya tiga bagian: contact, vir(tu)ality, dan comm(unity). Masing-masing merupakan bentuk manifestasi atas respons terhadap fenomena perilaku manusia terhadap media dan teknologi saat ini melalui ragam eksplorasi karya seni media.
Contact
Salah satu hal yang mendorong perkembangan media dan teknologi adalah keinginan manusia untuk memperluas kemampuan serta kemungkinan berkomunikasi. Seperti halnya pembahasan terkait komunikasi dalam novel spekulatif Carl Sagan berjudul Contact (1985), salah satu bagian dari perhelatan PINTAS ini (yang pengkategorisasiannya meminjam judul novel tersebut) berupaya memayungi kekaryaan seni media yang menekankan pada eksplorasi gagasan komunikasi. Aspek-aspek yang dimunculkan dalam kekaryaan dalam kategori ini berkaitan dengan elaborasi pemahaman komunikasi, eksplorasi teknologi komunikasi, hingga bentuk-bentuk spekulatif terkait dengan perluasan makna komunikasi.
Vir(tu)ality
Dapat dibaca dalam dua makna: virality dan virtuality. Pemaknaan tersebut terkait dengan kondisi masyarakat saat ini yang sudah sangat akrab dengan teknologi internet, teknologi yang sedikit banyak telah mempopulerkan istilah viral dan virtual. Kategori ini menekankan gagasan-gagasan seniman terkait internet dan juga pola pikir seniman yang lahir di era setelah internet. Mengacu pada istilah extreme present yang juga diajukan dalam The Age of Earthquakes: A Guide to the Extreme Present (2015), era internet telah membuat manusia di masa kini dibanjiri oleh ragam informasi yang membuatnya kesulitan untuk beradaptasi atau bahkan mengidentifikasi kondisi saat ini (present).
Comm(unity)
Kategori ini menekankan aspek hubungan sekelompok manusia (komunitas), teknologi, media, dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini juga bisa dimaknai secara sempit sebagai proyek-proyek seni media oleh komunitas dalam merespons gagasan maupun ruang pamer perhelatan PINTAS. Memasuki periode 2000-an, telah bermunculan ragam komunitas/kolektif kesenian di Indonesia dengan proyek-proyek dan visi yang bervariasi. Kategori comm(unity) diharapkan mampu mewakili bentuk-bentuk eksplorasi secara kolektif dalam perkembangan seni media saat ini.
Ketiga kategori di atas diharapkan dapat mewakili respons seniman terhadap kondisi hubungan manusia dan teknologi media saat ini. Perhelatan PINTAS sebagai upaya potong kompas untuk memahami olah gagasan seni media sekaligus memaknai bagaimana masing-masing individu mengonsumsi perkembangan media dan teknologi.
Rifky Effendy & Bob Edrian
(Pengantar kuratorial untuk pameran PINTAS, 2 – 20 Juli 2018, Thee Huis Gallery, Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Indonesia)
Leave a Reply