Seni Bunyi Setelah Lebih dari Satu Dekade?
Pada tahun 2007, perhelatan Good Morning: City Noise!!! Sound Art Project yang diselenggarakan di Galeri Soemardja diklaim oleh kurator sebagai sebuah upaya ‘mencuri perkembangan.’ Pertanyaan yang kemudian muncul dari klaim tersebut adalah apakah ekplorasi bebunyian yang dikenal dengan istilah sound art atau sonic art sebelumnya tidak pernah dilakukan di Indonesia? Bagaimana dengan karya Bonyong Munni Ardhi berjudul Patung Suara (1979) atau sebutlah karya Heri Dono berjudul Watching the Marginal People (1993) yang kemudian sempat dipamerkan kembali dalam pameran sound art (terbesar pertama di Britania Raya) di Hayward Gallery, London, pada tahun 2000 bertajuk Sonic Boom: The Art of Sound?
Istilah ‘mencuri perkembangan’ nampaknya memang lebih problematik apabila dibandingkan dengan istilah ‘menelusuri kesadaran.’ Tanpa berupaya mengklaim bahwa perhelatan Good Morning: City Noise!!! Sound Art Project di tahun 2007 sebagai pelopor pameran seni bunyi di Indonesia, pameran tersebut setidaknya menghadirkan upaya-upaya penelusuran lanjutan terkait dengan olah bunyi yang (sepertinya) bukan hanya milik seni musik. Tidak hanya itu, dari segi elaborasi tampilan ruang pamer, pameran Good Morning: City Noise!!! Sound Art Project setidaknya telah berupaya menghadirkan kesadaran memamerkan karya bunyi. Saat itu, karya-karya bebunyian ditampilkan melalui media headphone, sebuah upaya efektif dan efisien meskipun tidak sepenuhnya valid.
Dalam perkembangannya secara global, seni bunyi dipahami sebagai sebuah bentuk eksplorasi yang juga melibatkan aspek spasial di samping elemen bunyi itu sendiri. Hal tersebut berkaitan erat dengan karakteristik bunyi yang mampu memunculkan sensasi ‘terisinya’ sebuah ruangan. Perhatikan bagaimana karya, yang meraih Turner Prize pada tahun 2010, milik Susan Philipsz berjudul Lowlands memanfaatkan karakteristik gema ruangan melalui playback rekaman suaranya sendiri. Olahan akustik sebuah ruangan, yang juga telah lama menjadi wilayah eksplorasi seni musik, tidak sepenuhnya dapat diperoleh melalui media dengar seperti headphone. Aspek spasial dalam media headphone lebih cenderung merujuk pada ruang virtual. Sebuah ruangan yang hadir di sekitar telinga pendengar dan ‘seolah’ mewakili karakteristik ruangan tertentu melalui ragam kualitas media headphone itu sendiri.
Setelah melalui lebih dari satu dekade sejak penyelenggaraan Good Morning: City Noise!!! Sound Art Project, Galeri Soemardja kembali menghadirkan proyek seni bebunyian melalui perhelatan Soemardja Sound Art Project di tahun 2018. Melalui pembagian tiga gagasan utama dalam perhelatan kali ini (Double-coding Sonic Art di Lawangwangi Creative Space, Immersed in Sonic Flux di Institut Francais Indonesia, dan Perceiving the Omnipresent Sound di Spasial), Soemardja Sound Art Project berupaya untuk menghadirkan perkembangan seni bunyi di Indonesia yang menekankan aspek sejarah, fenomena fisika, serta spasial bunyi. Tiga gagasan dalam tiga perhelatan pembuka. Soemardja Sound Art Project merupakan bentuk akumulasi ketiga gagasan tersebut, sekaligus juga sebuah upaya ‘penelusuran kesadaran’ akan sejarah dan letak Galeri Soemardja sebagai sebuah ruang seni yang berbasis penelitian dan berafiliasi dengan institusi pendidikan melalui pelibatan mahasiswa dan ruang akademik, dalam hal ini mahasiswa Studio Intermedia dan Gedung Seni Rupa Institut Teknologi Bandung.
Perhelatan Soemardja Sound Art Project diharapkan dapat memberi gambaran perkembangan eksplorasi bebunyian di Indonesia, setidaknya setelah sebelas tahun pasca perhelatan internasional seni bunyi di tahun 2007. Sebelas tahun adalah jangka waktu yang terlalu panjang untuk tidak melahirkan banyak peseni bunyi di Indonesia.
(Pengantar kuratorial untuk pameran Soemardja Sound Art Project, 29 Maret – 19 April 2018, Galeri Soemardja, Bandung, Indonesia)
2 responses to “SOEMARDJA SOUND ART PROJECT”
-
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me. https://www.binance.info/en-IN/register?ref=UM6SMJM3
-
Elewa H, et al priligy 30mg tablets
Leave a Reply