Because the beginning is never the beginning, we can cast back to something before the beginning, to the prehistory of the history.

– Seth Kim-Cohen

Titik awal ataupun pijakan dan langkah awal seringkali dibebani dengan harapan besar akan bayangan keberhasilan. Keberhasilan yang diproyeksikan sebagai titik akhir sebuah upaya ataupun perjalanan. Namun, titik awal terkadang tidak sepenuhnya merupakan titik nol dalam konteks perkembangan manusia. Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan karya ataupun pemikiran yang bersifat akumulatif. Satu titik atau kondisi merupakan akumulasi ragam kondisi dan pengalaman sebelumnya. Start.Link.Point. adalah sebuah kondisi awal bagi Platform+ (sebelumnya menggunakan nama Platform3) untuk memanfaatkan akumulasi kondisi dan pengalaman mereka sebelumnya untuk mewujudkan visi mutakhir mereka.

Start.Link.Point. menghadirkan susunan seniman yang sejalan dengan kondisi awal di atas. Bekerja sama dengan Kolekt, Start.Link.Point. berupaya memamerkan seniman-seniman muda yang baru saja memulai karier kesenimanannya. Dewi Fortuna Maharani, Galih Adika Paripurna, Gofan Muchtar, dan Wildan Indra Sugara merupakan jajaran seniman muda yang diharapkan dapat menghasilkan sebuah pameran yang mengesankan (startling point). Keempatnya mengolah gagasan kekaryaan yang setidaknya bertumpu pada dua irisan: upaya perluasan karakteristik medium dan pembacaan terhadap kondisi sosial saat ini.

Dewi Fortuna Maharani berupaya mengembangkan karakteristik lukisan melalui upaya perluasan gagasan representasi, bidang datar, hingga kesadaran akan bentuk di luar kanvas. Begitu pun Galih Adika Paripurna yang mengolah medium yang sama namun dengan tema berbeda. Galih tertarik pada bertumpuknya lapisan informasi saat ini yang kemudian mempengaruhi pola perilaku dan pengalaman manusia. Kondisi bertumpuk hasil dari repetisi aktivitas juga menjadi ketertarikan Gofan Muchtar yang menghadirkannya dalam bentuk lain, yaitu objek konsumsi saat ini. Objek-objek konsumsi yang juga dihadirkan oleh Wildan Indra Sugara namun dalam pemahaman yang lebih filosofis, dalam hal ini dikotomi antara realitas dan utopia.

Pameran Start.Link.Point., baik bagi seniman maupun institusi penyelenggara, dapat dijadikan sebagai sebuah gambaran awal terkait dengan bagaimana masing-masing mampu menghubungkan pijakan awal dengan proyeksi mereka di masa mendatang. Pameran ini diharapkan dapat memicu hadirnya upaya serta pelaku-pelaku baru lainnya dalam medan kesenian, khususnya di Indonesia.

 

(Pengantar kuratorial untuk pameran START.LINK.POINT.,  23 Maret – 5 April 2018, Kolekt, Bandung, Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *